Senin, 27 Februari 2017

Ada Cinta di Frozen


Selamat malam.... Jadi gayss malam ini tiba-tiba pengen balik lagi nonton this movie karena beberapa faktor (galau)  yang melanda #ciyeee dan ternyata benar,  film ini sedikit mengobati kegalauan di hati saya. Mari bernostalgia bersama-sama.... 

Sudah nonton film animasi "Frozen" (2013)? Buat kalian, apa yang bisa kalian ambil sebagai pelajaran?


Buat saya, tokoh Elsa adalah yang paling menarik. Ternyata memang benar, potensi besar tanpa tahu untuk apa potensi digunakan adalah sebuah ancaman besar. Tak hanya bagi diri sendiri, tapi siapapun di sekitarnya. Belum lagi rasa takut yang begitu menguasai. Ah, siapa tak takut dalam menjalani kehidupan ini. Bagaimana jika orang melihat? Bagaimana jika orang tidak suka? Bagaimana jika orang menjauh? Dan semua "bagaimana-bagaimana" lain.

Namun orang-orang seperti Anna selalu ada di sekitar kita. Mencoba mengetuk hati yang beku. Mengenalkan cinta sebagai matahari yang akan mencairkannya. Mengorbankan dirinya demi terbukanya gerbang yang sudah lama kita tutup rapat-rapat.

Salah satu OST "Frozen" ini yang paling terkenal adalah lagu "Let It Go". Lagu ini sangat sedih menurut saya. Bittersweet. Bahwa ada seseorang yang sedang bernyanyi sendiri di Pegunungan Utara tanpa didengar orang lain. Menjauh dari semua orang. Menjauh dari siapapun yang ingin membantu. Sebab sendiri lebih baik, tanpa ada rasa tanggung jawab memikirkan perasaan orang lain. Pahit sekaligus manis. Sebab saat menyendiri begitulah ia jadi tahu bahwa dengan kekuatannya ia bisa melakukan hal-hal besar dengan tangannya sendiri. Bahwa dari jarak yang sangat jauh, segala persoalan untuk sejenak bisa terlihat kecil. Dan pandangan jadi lebih jelas.

Dan dengan jarak sejauh itu, Elsa tetap datang mencari Anna.  Badai salju terdahsyat sekalipun tak membuatnya mengurungkan niat. Bagaimanapun kata orang bahwa Elsa bisa saja berbahaya baginya, Anna tetap yakin Elsa tak akan menyakitinya.


Ah. Itu kan, yang namanya cinta?

0 komentar :

Posting Komentar