Jumat, 13 Desember 2013

Pengkhianat Cinta

Siapa yang mau menjadi pengkhianat cinta? Kalau seseorang itu berkasih sejujurnya, pasti dia tidak mau menjadi pengkhianat cinta.
Namun adakalanya kamu yang tidak mau menjadi pengkhianat cinta tetapi akhirnya kamu memilih menjadi pendusta cinta.
Lalu siapa yang lebih teruk si pengkhianat cinta atau pendusta cinta?
Aku menemui watak-watak ini dalam hidup. Mereka yang tidak mau dituduh menjadi pengkhianat cinta yang kemudiannya menjadi pendusta cinta.
Mereka bermula menjadi pemuja cinta. Berhari-hari hidup dalam khayal dan bunga-bunga ria. Dalam diary harian, pasti tertulis nama si pria atau si perawan. Hidup sedetik tanpa mengungkapkan namanya seperti tidak lengkap bagai lagu tanpa irama.
Rasanya kalau disuruhnya menyebut nama kecintaannya setiap menit pun ada yang sanggup.
Namun suatu hari, mereka bangun dari tidur dan mereka rasa pawana telah membawa rasa cinta pergi. Kali ini mereka tidak memandang wajah si dia dengan perasaan yang sama. Malah mereka telah memandang orang lain dengan perasaan yang lebih dari si dia. Masa telah membawa kecintaannya pergi. Masa dituduh menyebabkan rasa cinta yang pudar dan tidak semanis dahulu lagi. Mungkin hormon kimiawi cinta yang dirembeskan oleh kalenjar pituari telah semakin susut dan tidak melonjakkan perasaan girang.
Segala macam teori punca-punca cinta pudar bermain-main di fikiran. Malah hati seakan kosong walaupun si dia ada di depan mata.

0 komentar :

Posting Komentar