Senin, 07 Agustus 2017

True Love 💛

0 komentar
Cinta, selain kata benda, adalah kata kerja. Usaha. Upaya. Mencoba.

Bukan sekedar "Aku sayang kamu", tapi juga diam-diam memperhatikan pilihan warna bajunya tiap minggu; meneliti betul gaya hidup dan ideologi yang membuatnya memilih demikian bahkan sampai ke level menelusurinya lewat semua sumber yang ada.

Bukan sekedar "Aku rindu kamu" tapi juga belajar cara memasak makanan kesukaannya; untuk lalu mencoba membuatnya memakannya - jika tidak gagal - saat ada kesempatan berjumpa.

Bukan sekedar "Semoga cepat sembuh" tapi memastikan - kalau perlu memaksanya setiap waktu untuk minum obat, tegas melarangnya keluar rumah agar bisa istirahat total; bahkan ia cemberut atau menangis.

Bukan sekedar "Aku ingin selalu menatap wajah cantikmu" tapi memotretnya diam-diam dengan raut muka yang berbeda-beda jeleknya untuk kemudian dipandang saat rindu.

Bukan sekedar "Aku selalu ada untukmu" tapi selalu bangun jika di telepon dan lalu benar-benar menghubungi kembali dan siap mendengarkan meskipun hanya sekedar curhat basa-basi.

Bukan sekedar memanggil "Sayang", tapi tahu persis - dengan upaya stalking dan research maksimal tentang sejarah nama (asli)-nya, arti namanya, semua jenis panggilan dan ejekan nama yang ada sejak lahir sampai sekarang.

Dan begitu teori terus berlanjut. Kembali lagi ke kalimat pertama; Cinta adalah kata kerja. Kata kerja. Kerja.  Dan lawan dari kata kerja di dunia ini adalah malas dan tidak ada inisiatif.

Maka adalah pekerjaan rumah bagi semua pasangan yang memutuskan mencintai untuk selamanya, untuk selalu bekerja menghidupkan cinta. Cinta hanya bisa berbinar dalam waktu yang tak lama. Selebihnya,  bekerjalah mencari sumber daya energi yang bisa diperbaharui yang selalu cukup persediaannya dalam menghidupkan sinar cinta. Dan Allah-lah sumber segala energi bagi tiap level galaksi yang ada kan? 😉

Read More..

Minggu, 06 Agustus 2017

Bersyukur^^

0 komentar
Gak ada gunanya, sikap menyalahkan orang lain.. manakala kita merasa takdir sedang tidak berpihak pada kita.

Gara-gara si anu, ulah si itu, makanya aku jadi begini.

Sempit..

Akan semakin sempit saja rasanya hidup yang dijalani.

Maju gak bisa-bisa, mundur gak mungkin. Menyerah? Sama saja bunuh diri. Sebab kenyataannya kita tidak hidup sendiri.

Jika isi fikiran hanya dipenuhi dengan prasangka, gimana mau maju? Sebab untuk melangkah maju, butuh banyak semangat positive.

Jika hati terus menerus diajak mengeluh dan menyalahkan, gimana mau bahagia?

Sebab butuh banyak rasa syukur untuk menemui kelapangan hidup, kemudahan dan cinta.
Read More..

Rabu, 22 Maret 2017

Quote of the day 😉

0 komentar

"Kekuatan tidak datang dari kemenangan. Kesulitan Anda yang mengembangkan kekuatan.  Ketika Anda melewati kesulitan dan memutuskan untuk tidak menyerah itu adalah kekuatan"
(-Mahatma Ghandi) 


Pagi tadi,  sembari mengawasi anak-anak yang sedang kalut menjalani Try Out (TO) saya membaca sebuah buku motivasi di e-book, kebetulan ada tokoh favorit saya di sana 'Mahatma Ghandi). Saya selaku setuju dengan apa yang beliau tulis,  baik itu perjuangan,  gerakan,  revolusi, apalagi masalah percintaan hehe...

Saya menemukan sebuah quote yang benar-benar ngena untuk kondisi saya sekarang,  dan sekarang saya paham bahwa konflik bermula dari bagaimana kita memiliki penilaian atas diri kita.  Apakah kita memiliki penilaian yang positif atau negatif? Apakah kita punya penilaian bahwa dalam diri kita ada tambang emas atau hanya hutan,  bebatuan,  dan binatang buas? Apakah kita menilai diri kita memiliki kemampuan potensial yang tak terhitung (saking banyaknya)  atau hanya kelemahan?
.
Semua orang pasti punya keinginan untuk berprestasi setinggi mungkin. Pasti juga tidak ada usaha manusia yang anti gagal, tidak ada langkah manusia yang  bebas dari hambatan dan keterbatasan, dan tidak ada pula manusia yang selamanya bisa menghindari pukulan-pukulan buruk yang datang mendadak.  Pendeknya, tidak ada manusia yang bebas dari masalah.

So, Jangan menyerah,  dan buktikan kekuatan anda!

Read More..

Senin, 27 Februari 2017

Ada Cinta di Frozen

0 komentar

Selamat malam.... Jadi gayss malam ini tiba-tiba pengen balik lagi nonton this movie karena beberapa faktor (galau)  yang melanda #ciyeee dan ternyata benar,  film ini sedikit mengobati kegalauan di hati saya. Mari bernostalgia bersama-sama.... 

Sudah nonton film animasi "Frozen" (2013)? Buat kalian, apa yang bisa kalian ambil sebagai pelajaran?


Buat saya, tokoh Elsa adalah yang paling menarik. Ternyata memang benar, potensi besar tanpa tahu untuk apa potensi digunakan adalah sebuah ancaman besar. Tak hanya bagi diri sendiri, tapi siapapun di sekitarnya. Belum lagi rasa takut yang begitu menguasai. Ah, siapa tak takut dalam menjalani kehidupan ini. Bagaimana jika orang melihat? Bagaimana jika orang tidak suka? Bagaimana jika orang menjauh? Dan semua "bagaimana-bagaimana" lain.

Namun orang-orang seperti Anna selalu ada di sekitar kita. Mencoba mengetuk hati yang beku. Mengenalkan cinta sebagai matahari yang akan mencairkannya. Mengorbankan dirinya demi terbukanya gerbang yang sudah lama kita tutup rapat-rapat.

Salah satu OST "Frozen" ini yang paling terkenal adalah lagu "Let It Go". Lagu ini sangat sedih menurut saya. Bittersweet. Bahwa ada seseorang yang sedang bernyanyi sendiri di Pegunungan Utara tanpa didengar orang lain. Menjauh dari semua orang. Menjauh dari siapapun yang ingin membantu. Sebab sendiri lebih baik, tanpa ada rasa tanggung jawab memikirkan perasaan orang lain. Pahit sekaligus manis. Sebab saat menyendiri begitulah ia jadi tahu bahwa dengan kekuatannya ia bisa melakukan hal-hal besar dengan tangannya sendiri. Bahwa dari jarak yang sangat jauh, segala persoalan untuk sejenak bisa terlihat kecil. Dan pandangan jadi lebih jelas.

Dan dengan jarak sejauh itu, Elsa tetap datang mencari Anna.  Badai salju terdahsyat sekalipun tak membuatnya mengurungkan niat. Bagaimanapun kata orang bahwa Elsa bisa saja berbahaya baginya, Anna tetap yakin Elsa tak akan menyakitinya.


Ah. Itu kan, yang namanya cinta?
Read More..