Selasa, 15 Mei 2018

UNITED

0 komentar
Indonesia sedang kaya pressure cooker.
Just make sure you let some air out.
Or else, we'll end up having the biggest explosion of all; us turning to each other instead uniting against the real enemy.


To make it easy, I've got some tips.

1. Do some prayers/prayings. Ask God for the best enlightened way. Semoga yang gugur dalam serangan-serangan teror beberapa hari ini damai perginya. Dan semoga Tuhan ampuni mereka yang melakukannya; sungguh, saya percaya, mereka pun mungkin korban manipulasi pemahaman dan ajaran yang salah. Semoga Tuhan membalas setimpal bagi dalang yang sesungguhnya.

2. Do not type in a status in your social medias unless you have a cool head. Yang gugur bukan sekedar umat Kristiani atau Islam, melainkan saudara dalam kemanusiaan. Kita berduka, kota berdoa, tapi kita tidak meledak membabi-buta. We are more than that.

3. Just remember what Civil War and Infinity War of Marvel have taught us; the so many superheroes mean nothing if they are NOT UNITED. Jadi ini saatnya kita mengesampingkan ego duniawi kita dan coba sebarkan pesan persatuan dan perdamaian khas Indonesia yang selama ini kita banggakan untuk melawan TEROR dan KETAKUTAN IRRASIONAL yang biasanya adalah target dari aksi teror itu sendiri.
Read More..

Senin, 26 Maret 2018

Menyederhanakan Pikiran

0 komentar

Sadar tidak sadar, hal yang paling mudah kita lakukan pada diri sendiri terkadang adalah memperumit situasi. Kita gelapkan pikiran dengan asumsi. Kita aduk sangkaan dengan persepsi abu-abu. Kita remangkan hati dengan buruk sangka, kita balut pikiran dengan cara pikir yang kian tidak sederhana, untuk kemudian berujung dengan mendapati diri berada dalam situasi yang lebih rumit, dari yang tadinya sederhana, jauh lebih rumit dari yang tadinya mungkin memang sudah rumit.

Mungkin penyebab paling dasar dari semuanya adalah ketidakjujuran. Bukan hanya soal ketidakjujuran pada orang lain, pada keadaan, tapi justru pada diri sendiri.

Ada situasi tertentu boleh jadi orangnya lebih memilih disalah pahami daripada harus menjelaskan, tapi penting diingat; tidak semua situasi tepat disikapi dengan cara begitu. Karena cara paling sederhana bisa memahami dan dipahami adalah melapangkan komunikasi;mau tidak mau. Meski kadang tidak semudah diucapkan.

Tapi komunikasi yang jujur, pada diri sendiri, pada situasi, pada orang lain, terbukti telah menyederhanakan situasi yang rumit, menjadi lebih ringan untuk diurai dalam penyelesaian kan?

Read More..

Senin, 12 Maret 2018

The beauty of tolerance

0 komentar
Saya Yuyun Sundari (masih 22 tahun 😂),  umur yang masih normal terkena Dysmenorrhoea (menurut artikel yg sy baca)

Wanita yg terkena Dysmenorrhoea biasanya akan merasakan "sakit" lebih dr 24 jam, tapi (alhamdulillah) sy hanya merasa sakit 4-5 jam saja (jika dibawa tidur), jd kalo ada shift siang, saya harusnya bisa masuk kerja 😁

Dysmenorrhoea adalah salah satu dari Premenstrual Syndrome, saya sih kalo lg PMS sering kezel, baper, tapi ga sampai jambak rambut orang 😂
Eyke cantik kan? 😂 
Mewakili seluruh wanita yg bekerja (kalo mau diwakilin)  saat berada dalam Monthly period, kami meminta tolerasi sesama manusia, bahasa lebih kerennya tolerance of fellow human beings, baik dalam pekerjaan maupun daily activity.
"Hidup Perempuan!!!! "😂

Terakhir, saya mengutip quote dr Pramoedya untuk pelengkap tulisan ini
"Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaran-Mu. Semua puji-pujian untukMu dimungkinkan hanya oleh titik darah keringat dan erang kesakitan wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan."

Saya hanya menyalurkan efek monthly period dalam tulisan, saya berharap kita mempunyai toleransi yang tinggi sebagai sesama ummat. Saya tidak sempurna, tapi saya menjungjung tinggi toleransi. 😊

Read More..